THIR13EN Headline Animator
Sunday, September 27, 2009
18 Jam Perjalanan dan 1.5 Tablet Antimo - Lebaran Part 2
Malam itu, beberapa menit sebelum gw ke gereja untuk menata barang-barang yang akan dibawa, mama telpon ke hp…
“Jo.. Engkong udah ga ada…besok kita berangkat ke Comal ya, kamu ga usah berangkat SuperCamp..”
Shock.. kaget..
Opa gw meninggal dan gw harus berangkat ke Comal, Pekalongan besok paginya..
Perasaan gw campur aduk, semua jerih payah, rapat dan segala ide2 yang udah gw dedikasikan untuk acara kemping ini.. segala kesenangan dan canda tawa yang ada di bayangan gw semua ilang gitu aja.
Gw sebel gw ga jadi kemping..
Gw bingung mau ngomong apa sama temen2 panitia terutama seksi acara yang akan semakin kekurangan personil dan terpaksa bekerja ekstra tanpa gw..
Gw males jalan darat ke pekalongan pas hari H-1 dimana semua jalan akan disesaki arus mudik.
Terlebih lagi…
Gw sebel sama diri gw sendiri karena gw lebih mikirin acara kemping hura-hura dibanding engkong gw yang meninggal !
Bukannya gw ga sedih.. tapi toh gw dah jenguk sewaktu engkong sakit, kondisi beliau sudah sangat kritis sewaktu gw terakhir kali jenguk beberapa bulan yang lalu dan engkongpun sudah lupa sama cucu2nya termasuk gw.. singkat kata.. kita semua sudah cukup merelakan jika sewaktu-waktu Tuhan mengijinkan engkong ‘pergi’.
Tapi kenapa sekarang ?!?
Besok paginya gw masih belum bisa maafin diri gw sendiri karena masih tersisa ketidakrelaan gw ga ikut kemping.. Ditambah jalanan yang macet ajubilah, heran.. kalau semua orang udah tau setiap tahun setiap lebaran pasti jalanan semacet itu kenapa tetap saja orang mudik di hari yg sama ?! Daaaan… setelah melalui 18 Jam perjalanan dan 1.5 tablet Antimo, sampailah gw di Comal jam 2.30 pagi..
Hari pertama,
Gw sekeluarga ke rumah duka di Pekalongan.. peti mati sudah ditutup dan gw ga punya kesempatan untuk ngeliat jenazah engkong untuk terakhir kalinya.
Gw agak bingung waktu doa pertama pake hio, maklum, engkong masih Kong Hu Chu dan gw ga pernah tau tata cara sembahyang agama nenek moyang gw sendiri.. Keunikan itu ternyata berlanjut malamnya ketika diadakan upacara arwah dengan tata cara Budha, entah tiba-tiba datang darimana muncullah segerombolan sirkus (baca: pendeta dan aktifis-aktifis dari Wihara) untuk membawakan upacara arwah.
Upacara berlangsung dengan nyanyian2 doa Budhis yang sumpah gw ga ngerti artinya !! Gw cuma ngeliatin si pendeta wanita gondrong yang dengan penuh penghayatan membacakan nyanyian doa sambil megang mic... ( Gw jadi kangen karaoke =p )..
Gw bertanya-tanya dalam hati, gimana gw bisa menghayati doanya kalau gw aja ga ngerti artinya.. Gimana orang lain bisa ikut mendoakan kalau yang mengerti arti bahasa dan tata caranya hanya si rombongan sirkus itu? Padahal kita sekeluarga kan pingin ikut mendoakan engkong…
Apa gw paksain aja berdoa menurut kepercayaan gw ditengah lantunan suara si pendeta beserta alat-alat musik kelontongannya.. ? Apa nanti Tuhan gw sama Tuhan mereka ga berantem ya diatas sana ? sebenernya si engkong mau pergi ke surga yang mana ?
Gw memutuskan untuk mengalah dan kembali bengong ngeliatin si pendeta sekaligus heran,
Kok bisa ya dia menghayati dan apal doa-doa sakti dengan bahasa aneh itu sambil merem melek tanpa terpengaruh mata-mata liar kita sekeluarga besar yang entah punya pikiran yang sama seperti gw atau tidak ?
Malam itu juga gw dikejutkan dengan kedatangan dua teman baik SMA gw ( Jangan Tanya cowo apa cewe karena SMA gw sekolah Homogen )…
Bambam memang tinggal di Pekalongan dan gw sudah menyadari asal muasalnya sejak retret SMA, papanya dokterdan memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga gw di Pekalingan, tapi yang bikin surprise adalah Suci, ternyata secara sangat kebetulan cwnya adalah orang Pekalongan dan dia pas ada di tempat.
Menyenangkan sekali bisa bertemu mereka justru di situasi dan kondisi yang tak terduga.
=)
Dan malam itu diakhiri dengan kita sekeluarga berkumpul.. seolah terbagi dua antara kubu anak dengan kubu cucu-cucu… gw sebagai cucu tertua dengan sukses melayani (baca: dikerjai) sepupu-sepupu yang lain terutama Marisa yang tanpa belas kasih selalu menjadikan pangkuan gw sebagai tempat parkirnya dan badan gw sebagai sansak hidupnya.
Gw sudah mulai merelakan supercamp.. ada keceriaan lain yang berbeda disini.. =)
Hari kedua , Engkong dikremasi.
Tidak banyak yang bisa diceritakan disini, sebelum dimasukkan ke lubang pembakaran, untuk kedua kalinya kita berdoa dipimpin kembali oleh para pendeta Wihara. Kali ini gw mencoba untuk lebih kushuk, kali ini gw mencoba untuk tidak terpengaruh oleh pesona si pendeta gondrong, kali ini pandangan gw tertuju ke emak…pandangannya tampak kosong, matanya selalu berair dan sesekali air matanya jatuh membasahi pipinya yang keriput termakan usia.. Saat itu gw sangat sedih ngeliat paras emak.. Suami yang selama lebih dari setengah abad menemani dia sekarang sudah tiada.
Ga banyak memori gw sama engkong, ga banyak momen-momen khusus yang gw laluin sama beliau, karena engkong bukanlah orang yang banyak bicara dan berekspresi, tidak seperti emak..
Namun engkong dikenal sebagai pribadi yang sangat santun, rendah hati, baik, dan sangat menyayangi anak dan cucu-cucunya.. sesekali saja engkong berbicara, namun itu cukup membuat siapapun yang mendengarnya tersenyum. Engkong selalu memberi warna dalam hidup kami sekeluarga dengan sentuhan khas kuas khas nasehat-nasehatnya.
Saat itu, untuk pertama kalinya, gw merasakan kehilangan engkong.. mata gw mulai berair..
Beberapa saat sebelum peti mati dimasukkan ke lubang pembakaran, papa sebagai anak tertua menyampaikan sepatah kata ucapan yang tidak bisa diselesaikannya.. belum pernah gw ngelihat papa menangis seperti itu…
Beruntung gw sedang memegang kamera saat itu..
Air mata yang ga kuat lagi gw tahan keluar semakin deras, dan gw semakin sibuk foto apa dan siapapun didepan gw, menyibukkan mata gw yg basah untuk tetap fokus melewati lensa kamera dan menyamarkan kesedihan gw dibaliknya…
Hari ketiga,
Abu jenazah engkong disebar ke Laut…
Pagi itu kita kembali ke krematorium utk mengambil abu jenazah untuk disebar ke laut, yess.. kita naik kapal.. bukan kapal pesiar, kapal terbang apalagi kapal selam.. Cuma kapal nelayan biasa.. tapi sungguh sangat menyenangkan dan merupakan 20 menit pengalaman tak terlupakan. =)
Perjalanan ke tengah laut diisi sepenuh dengan acara foto2.. sesekali kamera mengarah ke birunya laut lepas, atau berusaha menangkap gambar lepasnya burung-burung camar yang ikut mengantarkan kepergian engkong.. =)
Selamat tinggal engkong..
Ga kerasa 4 hari gw melewati waktu bersama keluarga besar papa, berduka namun tidak melewatkan sedikitpun momen ceria bersama semua saudara. Bahkan emakpun terlihat sudah merelakan kepergian engkong dengan senyumnya, walaupun kadang masih terlihat larut dalam pikiran sepinya..
Gw bahkan sudah tidak memikirkan sedikitpun tentang Supercamp..
Ada duka… namun ada senyuman dibaliknya
Ada sepi.. namun mengumpulkan kembali keceriaan yang sudah lama hilang..
Ada rindu.. namun muncul kebahagiaan dan kerelaan untuk sesuatu yang lebih baik untuk orang yang dicintai…
Dan pada akhirnya… ada rasa syukur dan terima kasih.. sekali lagi.. untuk terakhir kalinya..
Engkau menorehkan sentuhan kuas terakhirmu Engkong tercinta..
=)
Thursday, September 24, 2009
Nyamuk-Nyamuk Centil - Lebaran Part 1
It's been a while since my last post, and I still have to gather all of my writing mood that scattered in pieces recently..
But now I think it's best to start it again..
And.. it's been a while also since my last post in Bahasa..
I'm not trying to be cocky..
I just feel I could express a different side of me in certain way.. ^^
Gw seneng banget karena liburan lebaran kali ini akan beda.. ^^
Yang ada di pikiran gw cuma SuperCamp 2, sekuel dari acara kemping gereja yang secara sukses pernah ada 2 tahun lalu.. Waktu Bung Timo ajak gw untuk bantu2 panitia sebagai seksi acara H- 1 bulan secara informal (di tangga gereja sambil lalu… =p) , gw ga langsung meluluskan atau mengiyakan, gw tanggapi dengan jurus jawaban standar ngambang khas gw, “Ok tar gw kabarin lagi ya mo !.. daah gw misa dulu..” =p..
Gw merenung..
Tadinya gw pikir gw dah pensiun dari segala kegiatan perkempingan, pergerejaan, atau segala bentuk perpanitiaan yang akan menyita sedikit banyak waktu luang gw (itupun kalau masih ada.. ),
Belum lagi gw sebenernya bukan seorang pecinta alam, gw lebih memilih bobo di kamar ber-AC gw dengan ditemani bantal guling kesayangan dan diselimuti bedcover buduk tercinta yang entah kapan terakhir kali dicuci =p.
Atau gw selalu kesulitan memilih posisi pewe waktu melakukan ‘ritual’ di WC jongkok.. gw sangat menikmati 3 menit waktu keramat gw (pencernaan gw sangat lancar =p) di kamar mandi rumah gw diikuti dengan mandi air hangat buatan water heater
Tapiiiii.. semua kenikmatan itu ga akan ada tandingannya dibanding ketiadaan si mbak Asih.. Yep.. Mbak Asih, yang juga dilakukan pembantu rumah tangga pada umumnya pas hari lebaran.. akan pulang kampong !! Geez.. What would I do without her… ?!?! Cuci piring sendiri, cuci baju sendiri, belum nyapu dan ngepel2 rumah…grr..
Hahaha gw memang cukup tergolong manja dan tergantung dengan keberadaan sang pembantu rumah tangga… banyak cerita lucu seputar ini yang ga akan cukup disempilkan di 1 postingan ini… =p
Well.. anyway, akhirnya gw memutuskan untuk kesekian kalinya menjadi panitia aktif dalam acara perkempingan ini.. berpartner untuk kesejuta kalinya dengan Bung Timo yang walaupun kita berasal dari jenis species yang berbeda, somehow selalu punya chemistry yang sama dalam kancah politik pergerejaan.
Sangat menyenangkan menemukan kemesraan itu lagi, reuni sama teman-teman gereja yang lucu, gila dan aneh bin ajaib… melalui serangkaian rapat-rapat tak produktif yang yang diisi oleh 80% canda tawa dan 20% keseriusan semu.. menghabiskan malam di aula gereja dengan ditemani nyamuk-nyamuk centil, segelas aqua kotak (emang ada ya ??) dan sekotak martabak yang kebersihannya diragukan setelah dicuili tangan-tangan rakus yang seolah tak berdosa…
Hari H-2, semua siap… gw bakal berangkat lebih dulu sebagai tim advance yang buka jalan untuk hiking (beraza tarzan gw) dan menyiapkan segala sesuatunya sebelum peserta sampai di lokasi…
Setelah melewati 1 hari terakhir gw di kantor, dan memaanfaatkan layanan terakhir Mbak Asih untuk ambilin beberapa celana dalam gw dari jemuran sebelum dia pulang kampong.. Gw bener2 siap dijemput dan pergi kemping.. Yihaaaaaaa !!
-bersambung-
Ps: It would be great to look the stars together with you… =)